Social Icons

Pages

October 5, 2012

Paham Qadariah dan Paham Jabariah



Tuhan adalah pencipta alam semesta, temasuk di dalamnya manusia. Dan tuhan bersifat mahakuasa dan mempunyai kehendak yang bersifat mutlak. Dari sinilah timbul pertanyaan sampai mana manusia bergantung pada kehendak Tuhan dalam menentukan perjalanan hidupnya. Diberi kemerdekaan kah atau mutlak bergantung pada kehendak Tuhan?
Ada dua paham yang berbeda untuk menjawab pertanyaan diatas. Paham pertama adalah paham Qadariah, yaitu paham yang menyatakan bahwa manusia itu mempunyai kemerdakaan dan kebebasan untuk menentukan hidupnya manusia itu sendiri atau dalam bahasa Inggrisnya terkenal dengan istilah free will atau free act.
Paham ini pertama kali dibawa oleh Ma’bad al-Juhani, yaitu seorang tabi’i yang baik tetapi memasuki lapangan politik dan memihak ‘Abd al-Rahman Ibn al-‘Asy’as dalam menentang kekuasaan Banu Umayyah. Ma’bad al-Juhani dan temannya Ghailan al-Dimasyqi mengambil paham ini dari seorang Kristen yang masuk Islam. Menurut Ghailan, manusia berkuasa atas perbuatan-perbuatannya, manusia sendirilah yang melakukan perbuatan baik dan menjauhi perbuatan buruk atas kemauan dan kehendak manusia itu sendiri.
Beda lagi dengan paham Jabariah, yakni paham yang menyakini bahwa manusia dalam mengerjakan perbuatan dalam keadaan terpaksa. Karena kata Jabariah ini diambil dari jabara yang artinya memaksa. Dalam bahasa Inggrisnya terkenal dengan istilah fatalism atau predestination. Paham ini dibawa pertama kali oleh Jahm Ibn Dirham.
Paham yang dibawa Jahm Ibn Dirham ini adalah lawan ekstrim dari paham yang dianjurkan oleh Ma’bad dan Ghailan. Manusia, menurut Jahm tidak mempunyai kekuasaan untuk berbuat apa-apa, manusia tidak mempunyai daya, tidak mempunyai kehendak sendiri dan tidak mempunyai pilihan, manusia dalam perbuatan-perbuatannya adalah terpaksa dengan tidak ada kekuasaan, kemauan dan pilihan baginya. Segala perbuatan manusia merupakan perbuatan yang dipaksakan atas dirinya termasuk didalamnya perbuatan-perbuatan seperti mengerjakan kewajiban, menerima pahala dan menerima siksaan.
Menurut paham ekstrim ini, segala perbuatan manusia adalah bukan kehendak dan kemauan manusia tetapi dipaksa oleh Tuhan. Semisal kalau seseorang mencuri, maka ia mencuri bukan karena kemauannya sendiri melainkan atas kehendak Tuhan. Oleh karena itu manusia dikatakan berbuat bukan dalam arti sesungguhnya tetapi dalam arti kiasan atau majazi,   
Menurut al-Syahrastani, ada paham jabariah lain yang bersifat moderat. Yakni paham yang diusung oleh al-Husain Ibn Muhammad al-Najjar. Kata al-Najjar tuhanlah yang menciptakan perrbuatan-perbuatan manusia, baik perbuatan baik atau perbuatan buruk, tetapi manusia mempunyai bagian dalam perwujudan perbuatan-perbuatan itu. Tenaga yang diciptakan dalam diri manusia mempunyai efek untuk mewujudkan perbuatan-perbuatannya. Inilah yang dimaksud dengan kasb atau acquisition. Paham yang sama juga diberikan oleh Dirar Ibn ‘Amr ketika ia katakan bahwa perbuatan-perbuatan manusia pada hakikatnya diciptakan Tuhan dan diperoleh (acquired, iktasaba) oleh manusia.
Paham kasb al-Najjar dan Dirar merupakan paham tengah antara paham qadariah yang dibawa Ma’bad dan Ghailan dan paham jabariah yang dibawa oleh Jahm.
Ayat yang membawa paham qadariah antara lain  firman Allah dalam surat al-Kahf ayat 29.
 Dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan Barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir”.
Ayat yang membawa paham jabariah antara lain firman Allah dalam surat  al-Insan ayat 30
  
“Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”.
Selanjutnya, paham qadariah dianut oleh kaum Mu’tazilah dan paham jabariah dianut oleh aliran al-Asy’ariah.

No comments:

Post a Comment