Social Icons

Pages

January 16, 2013

Teori Vygotsky


BAB I
PENDAHULUAN
Beberapa pertanyaan yang pokok dalam teori perkembangan kognitif adalah: dengan alat dan cara apa orang mempereroleh pengetahuan, menyimpan, dan menggunakannya?. Pada prinsipnya hal ini berhubungan dengan alat-alat pengenalan dan bentuk-bentuk pengenalan. Kognisi adalah pengertian yang luas mengenai berfikir dan mengamati, jadi tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh pengertian atau yang dibutuhkan untuk menggunakan pengertian.
Psikolog Rusia yaitu Lev Vygotsky telah banyak mempengaruhi psikologi perkembangan dalam hal perkembangan kognisi. Dia telah memberikan banyak pendapat dan dorongan dalam hal perkembangan kognisi.
Lev Vygotsky dapat menjadi demikian terkenal dan penting peranannya dalam dunia psikologi karma teori-teori, metode-metode dan bidang-bidang penelitian yang di kembangkannya sangat orisinil, tidak sekedar melanjutkan hal-hal yang sudah terlebih dulu di temukan orang lain. Ia tertarik khususnya pada penyelidikan-penyelidikan teoritis maupun eksprerimentil terhadap perubahan-perubahan kwalitatif pada struktur kognitif selama proses perkembangan dan berusaha menerangkannya dalam bahasa matematika logis.
Mempelajari teori kognitif Vygotsky akan sangat berguna bagi para pendidik dalam membantu perkembangan anak didiknya. Beberapa prinsip dalam konsep Vygotsky bisa kita gunakan dalam system pembelajaran agar perkembangan anak didik menjadi maksimal. Semoga makalah ini bisa berguna bagi kita semua. Amin



BAB II
PEMBAHASAN
A.           LATAR BELAKANG TEORI VYGOTSKY
Sejarah hidup Lev Vygotsky bermula ketika beliau dilahirkan pada tahun 1896 dan meninggal dunia pada tahun 1934. Beliau merupakan seorang psikologi berbangsa Rusia. Beliau juga seorang guru dan sarjana sastera. Beliau mendapatkan pendidikan awal daripada ibunya sendiri yang merupakan seorang guru dan mempunyai seorang tutor peribadi yang bernama Solomon Ashpiz. Beliau turut mendapat pengaruh dari sepupunya David Vygotsky. Beliau meneruskan pengajian sekolah menengahnya di sebuah sekolah persendirian. Menamatkan pengajian sekolah menengahnya dengan anugerah medal emas. Beliau menamatkan pengajian di Moscow State University pada 1917. Setelah tamat pengajian, beliau bekerja di beberapa tempat. Antaranya ialah Institut Psikologi pada pertengahan 1920 dan di beberapa pusat pendidikan di Moscow, Lerningrad dan Kharkow di mana beliau bekerja keras menyatakan ideanya tentang perkembangan kognitif.
Vygotsky menekankan pentingnya memanfaatkan lingkungan dalam pembelajaran. Lingkungan sekitar siswa meliputi orang-orang, kebudayaan, termasuk pengalaman dalam lingkungan tersebut. Orang lain merupakan bagian dari lingkungan (Taylor, 1993), pemerolehan pengetahuan siswa bermula dari lingkup sosial, antar orang, dan kemudian pada lingkup individu sebagai peristiwa internalisasi (Taylor, 1993). Vygotsky menekankan pada pentingnya hubungan antara individu dan lingkungan sosial dalam pembentukan pengetahuan yang menurut beliau, bahwa interaksi sosial yaitu interaksi individu tersebut dengan orang lain merupakan faktor terpenting yang dapat memicu perkembangan kognitif seseorang. Vygotsky berpendapat bahwa proses belajar akan terjadi secara evisien dan efektif apabila anak belajar secara kooperatif dengan anak-anak lain dalam suasana dan lingkungan yang mendukung (supportive), dalam bimbingan seseorang yang lebih mampu, guru atau orang dewasa.
B.        POKOK-POKOK TEORI VYGOTSKY
Pendekatan vygotsky terhadap perkembangan konitif anak berbeda dengan piaget. Sebagai mana diketahui bahwa piaget tidak setuju dengan penekanan binet bahwa intelegensi sifatnya tetap dan bersifat bawaan, dan mulai menjajahi proses-proses berfikir tingkat tinggi. Ia lebih tertarik pada bagaimana anak-anak bisa mencapai konklusi-konklusi dari pada apakah jawaban- jawabannya benar.
Menurut piaget perkembangan kognitif anak terdiri atas empat periode utama, yaitu periode sensorimotor, pra-operasional, operasi konkret, dan operasi pormal (settler, dalam riddle dan dabbagh, 1999). Piaget menyatakan bahwa perkembangan mempunyai dukungan dalam tujuan. Sebaliknya, vygotsky percaya bahwa perkembangan adalah suatu proses yang harus dianalisis sebagai suatu produk yang akan dicapai. Proses perkembangan yang dimulai sejak kelahiran hingga proses kematian merupakan suatu hal yang kompleks yang tidak dapat digambarkan dalam suatu pentahapan secara sederhana (driscoll,1994; hausfather 1996).
Proses belajar menurut vygotsky terjadi dalam wilayah zone proximal depelopment (ZPD), yakni wilayah antara apa yang diketahui dengan upah yang belum diketahui. Oleh karna itu, Vygotsky berfokus pada koneksi antara orang-orang konteks budaya dimana mereka bertindak dan saling berhubungan atau saling berbagi pengalaman. Menurut Vygotsky, manusia menggunakan tools yang bersumber dari kultur, termasuk bahasa lisan dan tulisan yang dimediasi oleh lingkungan sosial. Vygotsky percaya bahwa pada awalnya anak-anak mengembangkan tools itu untuk melayani fungsi sosial, dan mengomunikasikan kebutuhan–kebutuhannya. Internalisasi nilai-nilai melalui interaksi sosial mendorong kemampuan dan keterampilan berfikir. Kemampuan berfikir dan berbicara/ bahasa tidak dapat eksis tanpa pergaulan sosial. Ketika piaget mengobservasikan anak-anak muda yang berpartisipasi dalam suatu kecakapan egosentris, ia menganggapnya bahwa anak tersebut berada dalam fase preoperasional. Sebaliknya, Vygotsky memandang egosentris bahasa dan percakapan semacam itu sebagai transisi dan proses sosial dalam bahasa ke pemikiran internal (Driscoll, 1994).

C.        PENGARUH TEORI VYGOTSKY TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF
Sekalipun Vygotsky belum mengembangkan teorinya secara utuh, gagasan-gagasannya memiliki dampak signifikan terhadap pandangan kita mengenai perkembangn anak, pembelajaran, dan praktik belajar-mengajar (instructional practice) dewasa ini. Vygotsky menekankan pentingnya masyarakat dan budaya dalam mendorong pertumbuhan kognitif sehingga teorinya terkadang disebut sebagai Perspektif Sosiokultural (sosiocultural perspektive). Asumsi-asumsi utama berikut ini menyajikan rangkuman perspektif ini :
a)           Melalui Percakapan-Percakapan Informal Dan Sekolah Formal, Orang Orang Dewasa Menyapaikan Kepada Anak Bagaimana Kebudayaan Mereka Menafsirkan Dan Merespons Dunia.
Vygotsky mengemukakan bahwa saat berinteraksi dengan anak-anak, orang dewasa membagikan maksna (meanings) yang mereka lekatkan pada objek, peristiwa, dan secaralebih umum, ke pengalaman manusia. Dalam proses tersebut, mereka mengubah, atau memediasi, situasi-situasi yang dijumpai anak. Makna-makna tersebut disampaikan melalui beragam mekanisme, diantaranya bahasa (bahsa lisan, tulisan), simbol-simbol matematika, kesenian, musik, literatur, dan sebagainya. Percakapan-percakapan informal adalah metode yang lazim dipergunalan orang dewasa untuk menyampaikan cara-cara menafsirkan situasi sesuai budaya yang berlaku. Namun yang lebih penting lagi adalah pendidikan formal, yang menjadi sarana para guru untuk secara sistematis menanamkan gagasan gagasan, konsep-konsep, dan terminologi terminologi yang digunakan dalam beragam disiplin akademik.
b)           Setiap Kebudayaan Menanamkan Perangkat-Perangkat Fisik Dan Kognitif Yang Menjadikan Kehidupan Sehari-Hari Semakin Produktif Dan Efesien.
Orang dewasa tidak hanya mengajari anak-anak cara-cara spesifik menafsirkan pengalaman, tetapi juga sejumlah perangkat (tools) spesifikyang dapat membantu anak mengatasiberbagai tugas dan permasalahan yang dihadapinya. Sejumlah perangkat misalnya (gunting, mesin jahit, dan komputer) adalah objek fisik. Sejumlah perangkat lain misalnya ( sistem menulis, peta, dan spreadsheet) melibatkan simbol sekaligus entitas fisik. Dalam pandangan Vygotsky, keberhasilan memperoleh perangkat-perangkat yang bersifat simbolik atau mental -perangkat-perangkat kognitif  (cognitive tools)- secara signifikan meningkatkan kemampuan berfikir anak.
c)            Pikiran Dan Bahasa Semakin Interdependen Dalam Tahun-Tahun Pertama Kehidupan
Vygotsky mengemukakan bahwa bahasa dan pikiran merupakan fungsi-fungsi yamg terpisah bagi bayi dan anak kecil yang baru belajar berjalan. Dalam tahun-tahun awal ini, berfikir (thinking) terjadi secara independen terhadap bahasa ; dan sebagai suatu mekanisme dalam suatu pikiran. Namun saat-saat sekitar usia 2 tahun, pikiran dan bahasa menjadi terjalin erat : anak-anak mulai meengungkapkan pikiran-pikiran mereka ketika bicara dan mulai berpikir dalam kata-kata.
Saat pikiran dan bahasa mulai menyatu, anak sering berbicara pada diri mereka sendiri, suatu fenomena yang dikenal dengan self-talk (percakapan-diri). Self-talk memiliki fungsi penting dalam perkembangan kognitif: dengan berbicara ke diri mereka sendiri, anak-anak belajar membimbing dan mengarahkan  prilakunya sendiri dalam proses mengerjakan tugas-tugas sulit dan melakukan manuver-manuver yang rumit persis saat orang-orang dewasa membimbing mereka. Self-talk akhirnya berevolusi menjadi inner speech (percakapan kedalam), yakni saat anak “berbicara” kedalam dirinya secara mental, alih-alih secara verbal.
d)           Anak Dapat Mengerjakan Tugas-Tugas Yang Menantang Bila Dibimbing Oleh Seseorang Yang Lebih Kompeten Dan Lebih Maju Daripada Mereka
Vygotsky membedakan dua  jenis kemampuan yang mencirikan kemampuan anak-anak pada segala tahap perkembangan. Tingkat Perkembangan Aktual (Actual Developmental Level) adalah batas atas tugas yang dapat dikerjakan anak secara independen, tanpa bantuan orang lain. Tingkat Perkembangan Potensial (Level Of Potential Development) adalah batas atas tugas yang dapat dikerjakan anak dengan bimbingan seorang individu yang lebih kompeten. Dalam rangka memperoleh pemahaman yang sejati mengenai perkembangan kognitif anak, saran Vygotsky, kita seharusnya menilai (assess) kemampuan-kemampuan mereka saat mereka bekerja sendiri ataupun saat dibimbing orang lain.[1]
D.        APLIKASI TEORI VYGOTSKY TERHADAP PENDIDIKAN
Sumbangan paling penting  dari teori Vygotsky adalah penekanan pada hakikat sosiokultural dari perkembangan dan pembelajaran. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental  yang lebih tinggi pada umunya muncul dalam percakapan atau kerja antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap dalam dalam diri sendiri.
Perkembangan kognitif menurut Vygotsky di pengaruhi oleh faktor budaya. Vygotsky memandang bahwa interaksi sosial berperan secara fudamental dalam perkembangan kognitif. Vygotsky menyatakan bahwa setiap fungsi perkembangan  anak pada level social dan individual. Pada level sosial, anak berinteraksi dengan dunia sekitarnya. Saling berpengaruh antara satu dengan yang lainnya (interspsikologis) dan pada level indivual, aspek psikologis berpengaruh  terhadap perkembangan anak (intrapsikologis)
Teori Sosiokultural Vygotsky menekankan pentingnya perkembangan kecerdasan/intelegensi melalui kultur atau masyarakat. Perkembangan individu terjadi melalui dua tahap, yaitu di mulai dengan pertukaran sosial antarpribadi (interaksi dengan lingkungan sosial) kemudian terjadi intrapersonal. Selanjutnya, keterampilan individu dapat dikembangkan melalui interaksi individu dengan bantuan atau bimbingan orang dewasa (guru) dan kolaborasi dengan teman sebaya. Teori sosialkultural vygotsky pada awalnya diaplikasikan dalam kontenks belajar bahasa  bagi anak. Namun, kemudian diaplikasikan dalam konteks perkembangan kognitif dan proses belajar secara lebih luas. Sebagai contoh, Vygotsky memberikan suatu isyarat dengan menggunakan jari jemari sebagai isyarat penting dalam menghadirkan suatu koneksi hubungan antarpribadi atau antarinvidu.
Model pembelajaran kolaboratif menurut pandangan Vygotsky di kembangkan berdasar nilai-nilai budaya sosiokultural. Dalam kaitan model pembelajran kolaboratif. Nilai-nilai budaya siri yang sekiranya sesuai untuk di kembangkan dalam  lingkup  persekolahan mencakup semangat sipakatau ( saling menghormati dan saling menghargai yang diiringi  sikap rendah hati), pacce/pesse (empati/kesetiakawanan terhadap sesama manusia) allempureng (kejujuran), kerelaan berkorban dan ketataan kepada tuhan yang Maha Esa (Farid, 1989. Hamid 1985, Mattulada. 1985, Rahim, 1992)
Model pembelajaran kooperatif dalam kaitannya dengan tugas-tugas perkembangan bahasa (komunikasi pasif dan aktif) mencakup kemampuan mengerti isyarat dan pembicaraan (komunikasi pasif), dan mengungkapkan dengan isyarat/kata-kata (komunikasi aktif) (Maret 2001). Kemampuan mengerti isyarat/pembicaraan adalah kesanggupan untuk mengerti isyarat dan pembicaraan orang lain.
Akhirnya, secara singkat di kemukakan bahwa teori Vygotsky berfokus pada 4 hal pokok, yakni pengaruh interaksi sosial dalam perkembangan, scaffolding (perancah atau pemberian bantuan), modeling. Zone of proximal development (perbedaan anatara apa yang dapat di kerjakan sendiri oleh anak dan apa yang dapat di kerjakan dengan bantuan orang lain) Vygotsky memandang  bahwa model pembelajaran kooperatif yang sarat dengan nilai-nilai budaya. Dan scaffolding atau pemecahan masalah yang berpokus pada anak (student centeret adycation)  merupakan faktor utama perkembangan kognitif, model pembelajaran kooperatif menekankan interaksi sosial dalam upaya pengembangan kehidupan sosial dalam wilayah perkembangan oksimal anak. Sekali pun di uji secara empiris melalui kajian ilmiah, namun tentu saja memerlukan penyesuaian dalam aplikasinya sesuai karakteristik dan latar budaya peserta didik. Pembelajaran kooperatif berdasar teori sosiokultural Vygotsky di harapkan memberikan kontribusi dalam perkembangan bahasa dan  kepribadian anak. Perpaduan dengan teori perkembangan lainya. Tentu saja akan lebih bermakna terhadap perkembangan dan pembinaan kepribadian anak pada umumnya.



BAB III
PENUTUP
·         Teori Vgotsky menekankan pada pembelajaran sosiokultural. Inti dari teori Vygotsky yaitu penekanan pada interaksi pembelajaran antara aspek internal dan aspek eksternal pada lingkungan social. Menurut teori Vygotsky, fungsi kognitif berasal dari interaksi sosial masing-masing individu dalam konsep budaya.
·         Zona perkembangan proximal ( ZPD ) ialah istilah Vygotsky untuk tugas-tugas yang terlalu sulit untuk dikuasai sendiri oleh anak-anak, tetapi yang dapat dikuasai dengan bimbingan dan bantuan dari orang-orang dewasa atau anak-anak yang lebih terampil.
·         Vygotsky mengemukakan konsep mengenai zone of proximal development. Ada empat prinsip dasar dalam penerapan teori Vygotsky yaitu:
a.    belajar dan berkembang adalah aktivitas social dan kolaboratif,
b.    seorang yang lebih dewasa dapat menjadi pemandu dalam menyusun kurikulum dan pelajaran,
c.    pembelajaran disekolah harus dalam konteks yang bermakna, tidak boleh dipisahkan dari pengetahuan anak-anak yang dibangun dalam dunia nyata mereka,
d.    pengalaman anak diluar sekolah harus dihubungkan dengan pengalaman mereka di sekolah.



DAFTAR PUSTAKA
·         Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan edisi keenam jilid 1 (membantu siswa tumbuh dan berkembang), PT. Gelora Aksara Pratama : 2008.






[1]  Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan edisi keenam jilid 1 (membantu siswa tumbuh dan berkembang), PT. Gelora Aksara Pratama : 2008. Hal 54-60.

No comments:

Post a Comment