Social Icons

Pages

April 6, 2014

Makna dan Latar Belakang Supervisi Pendidikan



A.                Makna Supervisi Pendidikan
Dilihat dari sudut etimlogi “supervisi” berasal dari kata super dan vision yang masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan. Jadi secara etimologis supervise berarti penglihatan dari atas. Istilah melihat dalam hubungannya dengan masalah supervisi berarti dengan menilik, mengontrol dan mengawasi.
Menurut konsep kuno supervise dilaksanakan dalam bentuk inspeksi atau mencari kesalahan guru dalam melaknasakan tugas mengajar. Sedangkan dalam pandangan modern supervise adalah usaha untuk memperbaiki situasi belajar mnegajar, yaitu supervise sebagai bantuan bagi guru dalam meningkatkan kualitas mengajar untuk membantu peserta didik agar lebih baik dalam belajar. Namun, anggapan masyarakat, supervise pendidikan identik dengan pengawasan yang berbau inspeksi.
Dilihat dari sudut pandang semantik, terdapat dua pandangan, yakni pada zaman penjajahan dan zaman kemerdekaan. Tujuan pendidikan zaman penjajahan itu bukan mengembangkan anak semata-mata, serta bukan demi kepentingan anak tetapi untuk kepentingan pemerintah belanda. Pendidikan bertujuan menghasilkan tenaga yang murah. Pemerintah Belanda mendapatkan keuntungan yang maksimal dengan tenaga terampil yang murah tersebut. Metodologi pengajaran colonial bersifat keras, guru bertindak keras kepada siswa, kepala sekolah bertindak keras kepada guru dan begitu seterusnya.
Sehubungan dengan itu makna yang tersirat dalam supervise yang dictator adalah usaha untuk mencari kesalahan yang diperbuat anak buah (guru). Data kesalahan itu akan digunakan oleh kepala sekolah (supervisor) untuk dasar pertimbangan membuat daftar penilaian aspek pelaksanaan pekerjaan.
Zaman kemerdekaan membentuk jiwa merdeka. Secara psikologis jiwa yang merdeka adalah jiwa yang dapat berkembang secara maksimal dan integral. Perkembangan secara integral maksudnya perkembangan itu meliputi seluruh unsure kejiwaan secar seimbang. Sebagai ilustrasi, guru memberikan pelajran ilmu alam dengan pokok bahasan Hukum Archimides. Metode yang digunakan hanya metode ceramah tanpa menggunakan metode yang lain. PBM ditandai dengan kegiatan guru mengucapkan hokum itu lalu meurid menirukan kemudian menghapal. Setelah itu guru menerangkan dan murid mendengarkan sambil membuat catatan-catatan. Proses belajar mengajar seperti itu hanya memberikan kesempatan berkemabng pada segi fantasi dan rasa, segi tanggapan dan motorik kurang berkembang bahkan tidak berkembang.
Oleh karena itu supervise pendidikan adalah bantuan yang diberikan supervisor kepada guru (bawahan) agar ia mangalami pertumbuhan secara maksimal dan integral baik profesi maupun pribadinya.
Supervise adalah pengawasan professional dalam bidang akademik, dijalankan berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan tentang bidang kerjanya, memahami tentang pembelajaran lebih mendalam dari sekedar pengawasan biasa. Posisi dan kedudukannya lebih tinggi dan lebih baik dari orang yang diawasinya. Pengawasan professional menuntu kemampuan ilmu pengetahuan yang mendalam serta kesanggupan untuk melihat sebuah peristiwa pembelajaran dengan tajam.
Para penulis bidang ini menyepakati bahwa supervise pendidikan merupakan disiplin ilmu yang memfokuskan diri pada pengkajian peningkatan situasi belajar mengajar, memberdayakan guru dan mempertinggi kualitas mengajar.
Istilah supervise pembelajaran merujuk kepada pengertian memperbaiki mutu kegiatan pokok disekolah, yaitu perbaikan proses belajar mengajar atau pembelajaran atau disebut instruksional. Menurut Glickman, Gordon & Ross-Gordon, supervise pengajaran merupakan fungsi penting dalam system pendidikan yang mengefektifkan seluruh unsur-unsur pengajaran yang kedalam aktifitas pendidikan, supervise bergerak dalam bidang akademik.
Dari uraian diatas, tersirat makna bahwa supervise adalah:
a.       Supervise bukan usaha pengarahan yang membetuk pribadi guru selaras dengan pola yang dikehendaki oleh supervisor tetapi supervisor membantu guru agar guru berkembang menjadi pribadi yang sesuai dengan kodratnya,
b.      Dalam kegiatan supervise pendidikan bukan hanya profesi guru yang bertumbuh tetapi juga pribadinya,
c.       Dalam kegiatan supervise pendidikan tidak mencari kesalahan guru, tetapi juga membantu mereka agar dapat menemukan masalah yang dihadapi dan bagaimana memecahkannya.

B.                Landasan Supervisi Pendidikan
Supervisi pendidikan itu perlu menurut Swearingen dilihat dari latar belakang sebagai berikut:
a.       Latar Belakang Cultural
Sekolah sebagai salah satu pusat kebudayaan, bertugas dan bertanggungjawab menyeleksi unsure-unsur negative dari pengaruh kebudayaan modern dan mengambil sari pati, unsure-unsur positif berdasarkan norma-norma yang berlaku pada masa kini.
b.      Latar Belakang Filosofis
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki ilmu pengetahuan, kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlah mulia serta ketrampilan yang diperluakan dirinya maupun masyarakat bangsa dan negara. Artinya pendidikan pada hakikatnya adalah memanusiakan manusia agar menjadi insane yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang maha Esa, cerdas terampil dan berahklak mulia, berkepribadian serta bertanggunng jawab atas kemajuan bangsa dan negara.
Hakikat manusia sebagai individu pada dasarnya memandang bahwa setiap individu atau manusia memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda satu sama lain. Dalam konteks pendidikan peserta didik sebagai subyek sekaligus objek pendidikan adalah manusia atau pribadi yang memiliki potensi atau kemampuan. Kemampuan atau potensi tersebut bisa dikembangkan secara optimal melalui suatu proses pendidikan baik pendidikan pada jalur formal/sekolah maupun pada jalur nonformal/luar sekolah. Maka dari itu diperlukan adanya tenaga kependidikan yakni pendidik, pengelola, pengawas dan tenaga kependidikan lainnnya untuk secar bersama-sama mengembangkan potensi peserta didik melalui proses belajar dan latihan sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya pada suatu satuan pendidikan.
Hakikat manusia sebagai makhluk berke-Tuhanan memandang manusia adalah makhluk religi yang mengakui dan menyakini adanya sang pencipta yakni Tuhan Yang Maha Esa. Pengakuan dan kenyakinan itu perlu ditumbuhkankembangkan pada semua peserta didik pada setiap jalur jenjang dan tingkat pendidikan. Implementasinya dalam proses pendidikan melalui pendidikan agama sebagaimana tertuang dalam kurikulum pada setiap satuan pendidikan. Dalam konteks ini diperlukan tenaga kependidikan yang taat melaksanakan tugas pendidikan, memegang teguh dan menghormati ajaran agama bagi peserta didik.
Secara filosofis tenaga pendidik, pengelola pendidikan, pengawas sekolah sekolah serta tenaga kependidikan lainnya penting memahami hakikat manusia sebagai makhluk social maupun sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa.

c.       Latar Balakang Psikologi
Dasar psikologis dari supervisi tak berakar di dalam pengalaman manusia. Pengalaman merupakan dasar untuk tindakan selanjutnya. Pengalamn yang luas memungkinkan kita memperoleh pengertian yang mendalam tentang sesuatu masalah, sehingga memperbesar kemampuan kita untuk mempraktekkannya.
Salah satu pandangan psikologi modern didalam pendidikan ialah pentingnya dorongan-dorongan emosional bagi anak waktu belajar, baik secara konkrit maupun hanya merupakan lambang dalam kata-kata persetujuan misalnya senyum, memberi hormat, tertawa, memberi semangat baru.

d.      Latar Belakang Social
Kita hidup dalam masyarakat demokratis, berarti tata kehidupan juga demokratis. Unsure-unsur demokratis itu menampakkan diri dalam seluruh tata kehidupan misalnya:
-          Menghargai martabat manusia sebagai makhluk yang mempunyai individu yang unik.
-          Tiap individu harus menghargai individu lain
-          Menghargai cara berfikir orng lain walaupun bertentangan dengan pendapat sendiri.
-          Pengakuan kebebasan individu berarti mengakui bahawa diluar diri sendiri ada juga orang lain.
Supervisi itu bersumber pada dasar kehidupan social, dimana masyarakat demokratis, pemimpin juga demokratis.

e.       Latar Belakang Sosiologis
Secara sosiologis perubahan masyarakat punya dampak terhadap tata nilai. Supervisor bertugas menukar ide dan pengalaman tentang mensikapi perubahan tata nilai dalam masyarakat secara arif dan bijaksana, sekolah dan masyarakat adalah dua lingkungan hidup yang tidak dapat dipisahkan, sekolah tempat belajar sedangkan masyarakat tempat mengaplikasikan dan memetik dari belajar itu, masyarakat sebagai salah satu pemilik sekolah mendukung dan berpartisipasi dalam meningkatkan pendidikan di sekolah, sekolah dan masyarakat mengadakan kontak hubungan secara kontinu.
Supervisi sebagai salah satu piranti pendidikan, yang bertugas meningkatkan efektivitas dan efesiensi belajar mengajar, sudah tentu juga merangkul aktivitas-aktivitas yang menyangkut hubungan dengan masyarakat, namun keterlibatan para supervisor dalam aktivitas-aktivitas ini terbatas kepada hal-hal yang menyangkut proses belajar mengajar saja, termasuk peningkatan kualitas guru-guru dalam usaha mereka membimbing siswa-siswanya, sekolah tidak boleh melupakan masyarakat, tersendiri yang tertutup terhadap masyarakat sekitarnya, ia tidak boleh melaksanakan idenya sendiri  dengan tidak mau tahu akan aspirasi-aspirasi masyarakat, sekolah tidak boleh bersikap dan berlaku demikian sebab pada hakekatnya ia adalah milik masyarakat.
Masyarakat menginginkan sekolah itu berdiri didaerahnya untuk meningkatkan perkembangan putra-putri mereka, masyarakat juga menginginkan  agar sekolah bisa memberi pengaruh positif terhadap perkembangan masyarakat baik langsung maupun tidak langsung
Sekolah adalah merupakan sistem terbuka terhadap lingkungannya termasuk masyarakat pendukungnya, sebagai sistem terbuka sudah jelas tidak dapat  mengisolasi diri, sebab bila hal ini dilakukan berarti ia menuju ambang kesulitan, akibat menentang kewajaran hukum alam. Sebagai sistem terbuka, sekolah selalu membukakan pintu terhadap kehadiran warga masyarakat, terhadap ide-ide mereka, terhadap kebutuhan mereka dan terhadap nilai-nilai yang ada di masyarakat. Sebaliknya masyarakat juga membuka diri untuk di masuki oleh aktivitas-aktivitas sekolah, sekolah juga dapat belajar dari masyarakat guru-guru dan para siswa dapat mencari pengalaman, belajar dan praktek dimasyarakat, antara sekolah dan masyarakat terjadi  komunikasi dua arah untuk bisa saling memberi dan menerima.
Dari uraian-uraian di atas dapat di pahami bahwa hubungan dengan masyarakat bagi suatu sekolah adalah hubungan dua arah antara sekolah dengan masyarakat untuk memusyawarahkan ide-ide dan informasi-informasi tertentu yang berguna bagi peningkatan pendidikan. Hubungan ini didasarkan pada ketentuan bahwa:
1.      Masyarakat adalah salah satu penanggung jawab sekolah,
2.      Proses belajar serta media pendidikan juga terjadi dan ada di masyarakat, dan
3.      Masyarakat menaruh perhatian terhadap pendidikan putra-putrinya.

f.       Latar Belakang Pertumbuhan Jabatan
Supervisi bertugas memelihara, merawat dan menstimulasi pertumbuhan jabatan guru. Diharapkan guru menjadi semakin professional dalam mengemban amanat jabatannya dan dapat meningkatkan posisi tawar guru di masyarakat dan pemerintah, bahwa guru punya peranan utama dalam pembentukan harkat dan martabat manusia. Roland Barth menyatakan kebutuhan intareksi supervisor dengan guru lebih mendorong pertumbuhan jabatan, ia mengidentifikasikan pertumbuhan jabatan guru dalam tiga kelompok:
1.      Guru-guru yang tidak mampu mempelajari secara kritis praktik mengajar, orang tua murid, dan lainnya tidak perduli terhadap apa dan bagai mana mereka mengajar,
2.      Guru-guru yang memiliki kemampuan untuk meneliti secara berkesinambungan menunjukan apa yang mereka kerjakan adalah untuk melakukan perubahan-perubahan dan,
3.      Sedikit guru-guru yang mau dan mampu meneliti secara cermat dan kritis mengenai praktik kerja mereka sendiri. Kemudian tidak banyak orang lain paham mengenai kemampuan para guru dan sedikit masyarakat yang bersedia memberikan penilaian baik terhadapa apa yang mereka (guru) kerjakan.
Jadi, tugas besar bagi pemimpin pengajaran adalah merubah guru-guru dari ‘’apatis menjadi dinamis’’ dari tidak mampu mempelajari secara kritis praktik mengajar menjadi berkemampuan, dari acuh menjadi peduli dari yang sembrono menjadi cermat, kritis, dan mengerti dan dari peneliti yang biasa menjadi peneliti yang cermat. Ini lah strategi-strategi yang jitu yang harus yang harus diterapkan oleh supervisor kepada guru. Dengan strategi yang jitu dilakukan oleh supervisor akan mendorong guru lebih berkeinginan untuk merubah cara kerjanya menjadi lebih baik dan froduktif, dan kewibawaan supervisor dimata guru semakin tinggi. Tugas supervisor memperbaiki kesempatan belajar bagi keuntungan murid, dengan peran guru yang amat penting, maka tugas supervisor yang utama adalah pengembangan staf.
Permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan supervisi di lingkungan pendidikan dasar adalah bagaimana cara mengubah pola pikir yang bersifat otokrat dan korektif menjadi sikap yang konstruktif dan kreatif, yaitu sikap yang menciptakan situasi dan relasi di mana guru-guru merasa aman dan diterima sebagai subjek yang dapat berkembang sendiri. Untuk itu, supervisi harus dilaksanakan berdasarkan data, fakta yang objektif (Sahertian, 2000:20).
Supandi (1986:252), menyatakan bahwa ada dua hal yang mendasari pentingnya supervisi dalam proses pendidikan.
1.      Perkembangan kurikulum merupakan gejala kemajuan pendidikan. Perkembangan tersebut sering menimbulkan perubahan struktur maupun fungsi kurikulum. Pelaksanaan kurikulum tersebut memerlukan penyesuaian yang terus-menerus dengan keadaan nyata di lapangan. Hal ini berarti bahwa guru-guru senantiasa harus berusaha mengembangkan kreativitasnya agar daya upaya pendidikan berdasarkan kurikulum dapat terlaksana secara baik. Namun demikian, upaya tersebut tidak selamanya berjalan mulus. Banyak hal sering menghambat, yaitu tidak lengkapnya informasi yang diterima, keadaan sekolah yang tidak sesuai dengan tuntutan kurikulum, masyarakat yang tidak mau membantu, keterampilan menerapkan metode yang masih harus ditingkatkan dan bahkan proses memecahkan masalah belum terkuasai. Dengan demikian, guru dan Kepala Sekolah yang melaksanakan kebijakan pendidikan di tingkat paling mendasar memerlukan bantuan-bantuan khusus dalam memenuhi tuntutan pengembangan pendidikan, khususnya pengembangan kurikulum.
2.      Pengembangan personel, pegawai atau karyawan senantiasa merupakan upaya yang terus-menerus dalam suatu organisasi. Pengembangan personal dapat dilaksanakan secara formal dan informal. Pengembangan formal menjadi tanggung jawab lembaga yang bersangkutan melalui penataran, tugas belajar, loka karya dan sejenisnya. Sedangkan pengembangan informal merupakan tanggung jawab pegawai sendiri dan dilaksanakan secara mandiri atau bersama dengan rekan kerjanya, melalui berbagai kegiatan seperti kegiatan ilmiah, percobaan suatu metode mengajar, dan lain sebagainya.
            Kegiatan supervisi pengajaran merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan dalam penyelenggaraan pendidikan. Pelaksanaan kegiatan supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah dalam memberikan pembinaan kepada guru. Hal tersebut karena proses belajar-mengajar yang dilaksakan guru merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena kegiatan supervisi dipandang perlu untuk memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran.






DAFTAR PUSTAKA

Subari, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Situasi Mengajar, Jakarta: 1994, Bumi Aksara,
Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajaran, Bandung: 2010, Alfabeta
Dadang Suhardan, Supervisi Profesional (Layanan dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di Era Otonomi Daerah), Bandung: 2010, Alfabeta,
Samana, Profesionalisme Keguruan, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1994
Made pidarta (pemikiran tentang supervise pendidikan ) sarana press, cetakan 1 Surabaya


No comments:

Post a Comment