Social Icons

Pages

Featured Posts

November 20, 2014

Curahan Hati Sang Trouble Maker

Kadang kita lupa mengucapkan terima kasih kepada orang yang sangat membantu kita tuk kebaikan kita. Entah berupa kritikan maupun caci makian yang benar-benar ada pada diri kita. tanpa menghiraukan rasa sakit yang perih dan bisa jadi sangat sukar tuk dilupakan. Sampai kapan pun seiring berjalannya waktu yang terus bergulir.
Sebagaimana yang ku alami sendiri. Sebuah kisah yang sangat sulit tuk dihilangkan begitu saja dari pikiran. Sebuah kebodohan ku pula yang sudah terlanjur dan terlambat tuk mengatakan ketegasan diriku sendiri. Namun, hal itu menjadi kisah tersendiri dalam kehidupan ku.
Berawal dari sebuah ikatan kasih sayang yang berakhir dengan kasih ‘racun’. Tanpa ku ketahui diri ku bisa dianggap hanya sebuah pelarian cinta ‘emosional’. Tidak mau menyalahkan siapapun, hanya saja secara teori bisa dikatakan seeperti itu. Bagaimana tidak, dua bulan menjalin hubungan diri ku mendapatkan kabar bahwa dia dilamar oleh mantan pacarnya.
Tanpa berfikir yang bukan-bukan walau ada sedikit pertikaian, diriku hanya bisa menerima kenyataannya dan tak mau memperpanjang pertikaian tersebut dan tak mau su’udhan terhadap semua yang terjadi. Tapi anehnya, suatu ketika ada kejanggalan yang tak bisa ku mengerti. Hanya karena status iseng FB ku yang berbunyi ‘Ingin bertemu dengan sayang ku Maesa Jamela (dengan men-tag teman di FB dan teman sekelas)’ dia marah dan bilang ‘ternyata semua laki-laki itu sama’. Aku bingung dengan kemarahannya itu. Pasalnya, bagaimana mungkin jika seseorang sudah bertunangan melihat ‘mantan’nya mempunyai pacar baru bisa marah?
Tidak ku pahami apa maksudnya itu. Setelah ku tanyakan baik-baik dengan suatu pertemuan ditempat wisata nan indah dengan pemandangan sungai Kahayan, ternyata perkataannya tempo dulu yang mengatakan bahwa dia dilamar oleh mantan pacarnya itu hanyalah sebuah alasan agar bisa memutuskan ku. Hasil dari pertemuan tersebut aku dan dia kembali menjalin hubungan tapi dalam hatiku belum bisa paham apa maksudnya itu? Dan dalam hati ku juga berkata ada yang tidak beres dengan ini.
Seiring waktu berjalan dengan ‘rujuk’, diriku selalu bertanya-tanya dalam hati ‘Ada apa semuanya ini?’ sesambil diriku ‘menyelidiki’ dirinya dari akun FBnya dan juga akun FB pacarnya yang tak pernah ku pikirkan sebelumnya dan tanpa sepengetahuan dirinya. Setelah sekian lama ‘penyelidikan’ tersebut, akhirnya mendapatkan hasil yang memuaskan bagi diriku. Hingga suatu sore yang suram dengan cuaca mendung, terjadilah pertengkaran diantara aku dan dia. Saking terpojoknya diriku yang selalu dikait-kaitkan dengan Siska mantan ku dulu, aku tak tahan dengan pojokan itu dan akhirnya langsung ku tanyakan ‘siapa AM itu?’. dan dia hanya menjawab ‘aku tak berharap seperti ini’. suatu jawaban yang sangat jauh keluar dari pertanyaan.
Sampai detik ini (16-11-2014) setelah satu tahun lebih mereka menikah, pikiran ku tentang dirinya dan juga tentang suaminya dan juga semua hal yang terjadi selama aku dan dia kembali menjalin hubungan tuk kedua kalinya belum bisa ku hilangkan dari akal dan pikiran ku yang normal. Ada benar ada salah. Ada benci ada sayang. Hanya satu kesimpulan yang bisa ku ambil dari semua itu, diriku hanya pelarian. Tak lebih.
Walaupun hidup ku setelah semuanya itu terjadi menjadi berantakan dan tak punya harapan, tak henti-hentinya dalam hati ku berkata ‘Terima kasih, semoga Allah selalu memberkahi kehidupan kalian dan selalu diberi kebahagiaan tiada tara serta langgeng sampai akhir hayat. Barakallah’.
Namun, diriku bukanlah orang yang sholeh yang tak mungkin pikiran buruk dan kotor itu mustahil tidak ada. Diriku hanyalah manusia yang banyak kesalahan dan dosa. Bahkan bisa dibilang diriku lebih hina dari binatang. Doa yang selalu kuberikan pada mereka hanya untuk melawan pikiran su’udhan ku sendiri agar diriku bisa positif thinking dengan ini.
AM dan BNS, semoga Allah selalu memberkati kehidupan kalian dan terima kasih atas semuanya. From Syamsu Dhuha (orang ketiga dalam hubungan kalian).