BAB I
ILMU JIWA
PENDIDIKAN
Pendidikan
tentang jiwa psikolog dan psikolog pendidikan yang terpendam dalam diri manusia
yang akhirnya dapat melahirkan pola berperilaku, gerak dan lain sebagainya.
Dengan demikian pergerakan, pertumbuhan dan perkembangan semua itu menjadi
petunjuk gejala adanya jiwa pada manusia. Disini para filosof membagi jiwa
menjadi
1. Daya Vegetatif, bersifat tumbuh,
berkembang sebagaimana tumbuh-tumbuhan ini disebut “nafs on nabati”
2. Daya Sensoris, ini bagi pemilik
penginderaan, berpindah sebagaimana perilaku hewan disebut “nafs al hayawany”
3. Daya Rasional, yang khusus pemilik
yang bersifat berfikir, berbuat, berkehendak sebagaimana khusus nampak pada
jiwa manusia, dan disebut “nafs al insaniyah”
4. Daya ruh, bersifat taat, patuh,
tunduk, ini menggambarkan sosok malaikat.
Menurut
Kejiwaan Manusia
Menurut
kebanyakan filosof, struktur jiwa manusia terdiri dari :
1. Jiwa Vegetatif : bagian terbawah
2. Jiwa Sensitif : bagian menengah
3. Jiwa Rasional : bagian tertinggi
Pembagian
Ilmu Jiwa
1. Dari segi sasaran / obyeknya, ilmu
jiwa dapat dibedakan menjadi dua :
a. Ilmu Jiwa Umum : yaitu
obyek studynya adalah manusia dewasa seutuhnya, normal dan beradab.
b. Ilmu Jiwa Khusus : yaitu
obyek studynya adalah bagian-bagian tertentu dari gejala-gejala jiwa.
2. Dari segi kegunaan dapat dibedakan
antara ilmu jiwa teoritis, praktis.
a. Teoritis dipergunakan untuk
mengembangkan pengetahuan ilmu kejiwaan.
b. Praktis dipergunakan untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensinya bidang tertentu dari aspek bidang
kehidupan manusia.
Pengertian Psikologi Pendidikan.
Psikologi
pendidikan adalah : suatu stadi kejiwaan dari bidang pendidikan/studi dari
bidang pendidikan yang akhirnya diarahkan untuk meningkatkan efektifitas dan
efisiensi proses pendidikan dan pengajaran.
BAB II
PSIKOLOGI
PENDIDIKAN SEBAGAI DISIPLIN ILMU
Psikologi
pendidikan, bisa dipahami sebagai “study tentang proses pendidikan dari sudut
tinjauan psikologi”.
Apakah
psikologi pendidikan sudah merupakan disiplin ilmu yang tersendiri? Hal ini
dapat lihat apakah psikologi pendidikan sudah memenuhi syarat-syarat berikut:
1. Harus mempunyai obyek
2. Harus mempunyai metode khusus
3. Harus mempunyai ruang lingkup studi
yang jelas
4. Harus mempunyai nilai guna dan
manfaat
Obyek
Psikologi Pendidikan
1. Obyek material, yaitu bersifat umum,
yang juga menjadi obyek kebersamaan ilmu-ilmu umum lainnya yang sejenis, (obyek
dari ilmu induknya).
2. Obyek formal yaitu bersifat khusus
yang hanya menjadi sasaran studi tersendiri dari ilmu yang bersangkutan dan
berbeda dari obyek-obyek ilmu lainnya, ini keduanya merupakan penghayatan
tingkah laku manusia.
Ruang
lingkup Psikologi Pendidikan
Ialah meliputi
:
1. Masalah perkembangan dan pertumbuhan
individu
2. Masalah belajar mengajar
3. Masalah pengukuran dan penelitian
4. Masalah bimbingan dan penyuluhan
Kegunaan
Psikologi Pendidikan
Secara praktis
Psikologi pendidikan berguna pada mereka yang terlibat dalam proses pendidikan
dan pengajar.
a. bagi perencana pendidikan
b. bagi para guru
c. bagi para orang tua
BAB III
PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN
Antara kata
pertumbuhan dan perkembangan keduanya mempunyai arti yang berbeda karena suatu
yang tumbuh adalah suatu yang bersifat material dan kuantitatif sedangkan yang
berkembang adalah suatu yang bersifat fungsional dan kuantitatif.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.
Ada garis
besar yang merupakan faktor terpengaruhnya pertumbuhan dan perkembangan pada
seorang anak.
1. Faktor Intern, faktor yang muncul
dari dalam diri anak / dari keturunan.
2. Faktor Ekstern, faktor yang muncul
dari luar diri anak / dari pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan.
Dan ada juga kedua faktor tadi di
dalam hal ini ada tiga teori :
1. Teori Rativisme, berpendapat bahwa
sejak lahir anak telah memiliki sifat-sifat / dasar-dasar tertentu.
2. Teori Empirisme, berpendapat bahwa
sejak lahir anak tidak memiliki sifat-sifat / dasar-dasar tertntu semata-mata
ditentukan faktor dari luar.
3. Teori Konvergensi, berpendapat bahwa
pertumbuhan dan perkembangan anak itu ditentukan sebagai akibat interaksi.
Prinsip-prinsip
Perkembangan.
1. Prinsip kesatuan organis
2. Prinsip tempo dan irama berkembang
3. Prinsip pola umum perkembangan yang
sama
4. Prinsip Konvergensi
5. Prinsip Kematangan
6. Prinsip Fungsional
Membina
pertumbuhan dan perkembangan anak
Syarat-syarat
pokok dalam pembinaan pertumbuhan dan perkembangan.
1. Adanya Pembina yang bertanggung
jawab
2. Tersedianya alat-alat lengkap
3. Adanya keteraturan artinya :
pembinaan harus diberikan secara terus-menerus
4. Diperlukan adanya perlindungan
5. Diperlukan adanya kesabaran dan
ketekunan
BAB IV
FAKTOR HEREDITAS
DAN PRINSIPNYA
Yang disebut
faktor hereditas adalah : sifat-sifat / ciri-ciri yang diperoleh oleh seseorang
anak atas dasar keturunan atau pewarisan dari generasi ke generasi melalui sel
benih.
Prinsipnya
atau Hukum Hereditas
Dapat
berlangsung menurut prinsip-prinsip / hokum-hukum tertentu yaitu :
1. Prinsip Reproduksi, melalui prinsip
reproduksi orang tua bisa mewariskan sel benihnya kepada generasinya.
2. Prinsip Konformitasi, bahwa setiap
jenis makhluk menurunkan jenisnya sendiri.
3. Prinsip Variasi, selain mewarisi ciri-ciri
yang umum yang sama juga mewariskan sifat berbeda lainnya.
4. Prinsip Regresi Fillial, menunjukkan
sifat menonjol kedua-duanya misal : meskipun orang tuanya cerdas, generasinya
akan sedang-sedang tak secerdas orang tuanya.
BAB V
PERLENGKAPAN DASAR DAN
PERLENGKAPAN AJAR
Perlengkapan
dasar ialah perlengkapan-perlengkapan yang ada dan dimiliki oleh seseorang atas
dasar bawaan / keturunan.
Sedangkan
perlengkapan ajar adalah perlngkapan-perlengkapan yang berupa berbagai macam
kemampuan yang diperoleh anak sebagai akibat belajar dan pengalaman-pengalaman
lain.
BAB VI
PROBLEM PERBEDAAN INDIVIDUAL
DALAM PENDIDIKAN
Perbedaan
individual adalah sebagai apresiasi dari hukum variasi dalam hereditas.
Sesuai dengan
hukum regresi filial dapat dibedakan bersifat demikian.
1. Secara kasar : hanya bisa
digolongkan antara dua kategori misal : tinggi rendah
2. Secara distributif : penyebaran
perbedaan individual itu menunjukkan “kurva distributif normal” bahwa yang
paling banyak adalah sedang-sedang dan semakin ke ujung semakin sedikit
jumlahnya.
BAB VII
BELAJAR DAN FAKTOR YANG
MEMPENGARUHINYA
Belajar
mempunyai banyak arti sangat luas. Bisa dikatakan bahwa belajar adalah meliputi
setiap pengalaman yang menimbulkan perubahan dalam pengetahuan.
Belajar dapat
didefinisikan sebagai “berubahnya kemampuan seseorang untuk melihat, berfikir,
merasakan, melaksanakan sesuatu dan lain-lain”.
Faktor
yang mempengaruhi belajar
1. Faktor-faktor non sosial
2. Faktor-faktor sosial dalam belajar
3. Faktor-faktor fisiologis dalam
belajar
4. Faktor-faktor psikologis dalam
belajar
BAB VIII
TEORI-TEORI BELAJAR ILMU JIWA
PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI DISIPLIN ILMU
Disini banyak
aliran psikologi dan psikologi pendidikan.
1. Psikologi yang bersifat spekulatif
2. Psikologi behavioristik
3. Psikologi Kognitif
4. Psikologi humanistik
Dan mengenai
teori belajar ini tak lain karena para ahli tidak puas pendapat, para ahli
sebelumnya, dari itu timbulah teori belajar yang bersifat kognitif .
Psikologi
kognitif mulai berkembang dari lahirnya teori gestalt peletak dasar teori
gestatif adalah Wertheimer, yang meneliti tentang pengalaman dan problem
solving.
Menurut
psikologi gestalt ada beberapa sifat khusus belajar dengan insight
(pengamatan/pemahaman mendadak antara hubungan terhadap permasalahan) yaitu:
1. Insight itu tergantung kepada
kemampuan dasar yang berbeda-beda antar anak
2. Insight itu tergantung kepada
pengalaman yang relevan
3. Insight itu tergantung pengaturan
secara eksperimental
4. Insight itu didahului oleh sesuatu
periode yang berbeda-beda
5. Insight itu dapat diulangi
6. Insight itu yang pernah didapatkan,
dapat dipakai untuk menghadapi situasi-situasi yang baru.
BAB IX
BEBERAPA BENTUK / JENIS BELAJAR
Bentuk-bentuk
belajar antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Bentuk belajar menurut spikis
a. Belajar dinamik yaitu artinya
menghendaki sesuatu secara wajar didalam belajar
b. Belajar efektif, cirinya belajar
menghayati nilai-nilai dari obyek yang dihadapi melalui alam perasaan
c. Belajar kognitif, cirinya dalam mempergunakan
bentuk-bentuk prestasi yang mewakili obyek-obyek yang dihadapi
2. Bentuk-bentuk belajar menurut materi
yang dipelajari
a. Belajar teoritis
b. Belajar teknis
c. Belajar bermasyarakat
d. Belajar estetis, cenderung bertujuan
membentuk kemampuan menciptakan dan menghayati keindahan diberbagai bidang
kesenian.
3. Bentuk- bentuk belajar yang tidak
begitu disadari
a. Belajar insidental : ini cirinya
langsung bila orang mempelajari sesuatu dengan tujuan tertentu tetapi di
samping itu juga belajar hal-hal lain yang sebenarnya tidak menjadi sasaran.
b. Belajar tersembunyi
c. Belajar mencoba-coba
BAB X
MASALAH MOTIVASI BELAJAR
Motif,
motivasi dan motivasi belajar.
Motif adalah :
daya penggerak di dalam diri orang untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu
demi mencapai suatu tujuan tertentu
Motivasi ialah
motif yang sudah menjadi aktif pada saat-saat tertentu, motivasi belajar adalah
dorongan yang mana dapat memberikan rasa belajar dengan tekun kepada peserta
didik.
Motif dan
motivasi berkaitan erat dengan penghayatan sesuatu kebutuhan. Kaitan itu
tertampung dalam istilah “lingkungan motivasi”.
BAB XI
TRANSFER BELAJAR
Transfer
belajar adalah : pemindahan / pengalihan hasil belajar yang diperoleh dalam
bidangstudi yang satu ke bidang studi yang lain, atau kehidupan sehari-hari di
luar lingkungan sekolah.
Beberapa
pandangan tentang transfer belajar, dalam hal ini terdapat beberapa teori
antara lain :
1. Teori disiplin formal
Pandangan
ini bertitik tolak pada pandangan aliran psikologis, daya tentang
psike/kejiwaan manusia, psike itu dipandang sebagai kumpulan dari sejumlah
bagian / daya-daya yang berdiri sendiri. Seperti daya berfikir, daya mengingat,
daya kemauan, daya merasa, dan lain-lain.
2. Teori elemen identik
Suatu
unsur di bidang studi yang satu ke unsur yang sama antara bidang-bidang study.
3. Teori generalisasi
Berkaitan
dengan kemampuan seseorang untuk menangkap struktur pokok.
Faktor-faktor yang berperan
dalam transfer belajar.
1. Proses belajar
2. Hasil belajar
3. Bahan / materi bidang-bidang studi
4. Faktor-faktor subyektifitas di pihak
siswa
5. Sikap dan usaha guru
BAB XII
PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM
SOLVING)
Setiap makhluk
hidup pasti mempunyai masalah. Adapun beberapa cara yang harus ditempuh dalam
problem solving mulai dari sederhana sampai yang paling rumit adalah :
1. Kelakuan yang tidak dipelajari
(instink) dan pembiasaan
2. Trial and error yang membudaya
3. Dengan insight (pemahaman)
4. Vicarious, behavior (dalam hati),
dan
5. Cara ilmiah
Kalau pada
binatang pemecahan masalah dapat menggunakan cara-cara (1), (2), dan (3)
sedangkan pada manusia menggunakan kelima cara tadi, akan tetapi cara (1), dan
(2) sering dipergunakan pada tahap kanak-kanak.
EVALUASI
Manfaat buku
ini, mempermudah pendidik dalam melangsungkan kegiatan belajar mengajar dengan
mengetahui garis-garis besar ilmu jiwa pendidikan sehingga target / tujuan
pendidikan secara praktis dapat dijangkau.
Kelemahan
buku, karena namanya buku dan hanya buku yang berisikan gambaran-gambaran
tertentu didalam pendidikan, pasti masih trdapat kelemahan antara lain, buku
ini cuma teori tidak langsung berbentuk praktis, kemudian di dalam mempelajari
ilmu jiwa pendidikan terdapat banyak dan melebar berbagai teori dan teori
sehingga menurut pendapat saya pribadi, dengan menaati, menghafalkan
teori-teori ini kapan terlaksananya kegiatan belajar mengajar, belum pula
memahami kemudian penerapan.
KLASIFIKASI
A.
Pengertian
Klasifikasi
adalah pengelompokan barang yang sama dan memisahkan dari benda menurut
spesianya.
Dari
sini begitu banyak pembahasan tentang klasifikasi itu sendiri disadari atau
tidak pengklsifikasi sesuatu kerap kita hadapi pada kehidupan sehari-hari. Para
ilmuwanpun membuat klasifikasi ilmu menjadi tiga golongan ilmu sosial, ilmu
kealaman, ilmu humaniora.
Tujuan
ini tidak lain supaya kita dapat mudah mengetahui tanda-tanda itu.
Untuk
membuat klasifikasi harus menempuh dua macam cara dan ini merupakan syaratnya.
a.
pembagian
b.
pengelolaan
B.
Pembagian
Adalah pembagian suatu genera kepada
spesia yang dicakupnya. Sedang untuk mengetahui pembagian genera kepada spesia
dengan benar maka dalam pembagian perlu / bahkan wajib memperhatikan patokan
berikut :
a. pembagian harus di dasarkan atas sifat
persamaan yang ada pada genera secara menyeluruh, sedang spesianya merupakan
perubahan tertentu dari sifat persamaan itu. Misalnya, kita hendak membagi
macam agama, maka kita harus berdasarkan perubahan tertentu dari sifat genera
itu sendiri.
b. Setiap pembagian harus berlandaskan
satu dasar saja, karena pembagian yang dilandaskan atas lebih dari satu dasar
akan menimbulkan spesia simpang siur.
Contohnya :
pembagian manusia menjadi ; manusia berkulit putih, berkulit hitam. Manusia
Afrika, Manusia Asia.
c. Pembagian harus lengkap. Yakni,
harus menyebut keseluruhan spesia yang dicakup oleh suatu genera, Ini memang
sulit karena tidak selamanya mengetahui keseluruhan spesia dan generanya. Hal
ini sangat tergantung terhadap kebendaharaan pengetahuan kita atas kelompok
barang-barang.
Pembagian
dikotomi, karena mungkin kita akan menghadapi pembagian yang berbeda dengan
model di atas. Maka kita menggunakan pembagian logika jenis lain yaitu
pembagian dekotomi adalah: pembagian dari suatu genera kepada spesia yang
dicakupnya, dengan mengelompokkan menjadi 2 golongan yang di bedakan atas ada
dan tidak adanya.
Dalam
bahasa latin (dikotomi) mempunyai arti pembagian secara dua-dua dalam bahasa
arab disebut sunaiyyal.
C.
Penggolongan
Penggolongan
mempunyai lebih spesifik daripada pembagian. Jadi, antara pembagian dan
penggolongan mempunyai arti yang bertolak belakang. Karena pembagian bergerak
dari atas ke bawah sedang penggolongan sebaliknya.
Pengelompokan
barang-barang atas golongan tertentu berdasarkan atribut dan perbedaannya,
tentu barang-barang yang mempunyai persamaan tertentu dikelompokkan ke dalam
golongan yang sama.
No comments:
Post a Comment