Walaupun
perang salib menyebabkan jatuhnya banyak korban bagi kedua belah
pihak (dunia barat dan timur), perang ini mempunyai hikmah besar bagi
dunia barat-kirsten. Pasalnya perang yang berrlangsunng selama dua
abad itu telah menjadi jembatan kontak budaya antara Timur dan Barat.
Timur-Islam sudah maju pesat di bidang kebudayaan dan peradaban,
sementara Barat-Kristen masih berada di zaman kegelapan alias
primitf.
Melalui
perang Salib, Barat-Kristen, khususnya bangsa Eropa memperoleh banyak
pelajaran yang sangat berharga. Bahkan, dapat dikatakan bahwa
seandainya tidak terjadi perang salib, renaisans Barat mungkinn masih
akan tertunda beberapa abad. Carole Hillenbrand mengatakan bahwa kaum
muslimin merasa sedikit yang bisa dipelajari dari pihak Eropa, baik
dalam bidang agama, social dan budaya. Sebaliknya, kaum Franka dapat
belajar banyak dari gaya hidup kaum Muslimin yang telah tinggal di
Timur Dekat selama berabad-abad telah menyesuaikan diri dengan iklim
dan wilayah tersebut. Philip K. Hitti juga mengatakan bahwa proses
interaksi antara Barat dan Timur pasca perang Salib lebih banyak
menguntungkan Barat daripada Timur.
Ada
beberapa point dampak positif dari perang Salib yang menguntungkan
dunia Barat, yakni
- Bidang Militer
Hitti mengatakan “Jika kita
mengalihkan perhatian pada dunia militer, kita bisa melihat bahwa
pengaruh Arab sangat terasa imbasnya”. Dunia Barat menemukan banyak
jenis persenjetaan modern di Timur yang belum pernah dikenal
sebelumnya seperti pemakaian bahan-bahan yang mudah terbakar,
bahan-bahan peledak dan mesiu dan penggunaan tenaga peleddak untuk
melontarkan peluru. Di Syiria, tentara Salib baru mengenal alat-alat
rebana dan gendering untuk memberikan dorongan dan semangat juang
kepada para militer perang, padahal sebelumnya mereka hanya mengenal
terompet yang terbuat dari tanduk.
Demikian pula dalam segi taktik dan
strategi peperangan, dimana mereka banyak belajar dari pengalaman
tentara Islam, termasuk melatih burung-burung untuk menyampaikan
informasi, pemakaian perisai, penggunaan kode-kode peperangan dengan
mempergunakan cahaya lampu, keterampilan memainkan jenis-jenis
senjata tertentu di atas kuda dan sebagainya.
- Bidang Pertanian, Industry Dan Perdagangan
System pertanian sama sekali baru
dikenal di dunia Barat. Mereka temukan itu di Timur Islam seperti
system irigasi yang praktis dengan teknik hidrolik (teknik tanam
tanpa tergantung kepada musim hujan dan kesuburan tanah)
Banyak jenis tumbuhan dan buah-buahan
yang sama sekali baru bagi mereka seperti cengkeh, semangka, rumput
sesam, pohon carok (sejenis pohon sukun), padi, jeruk, abrikas dan
syalot (sejenis bawang), berbagai rempah sebagai bumbu masakan,
berbagai jenis kembang dan bahan-bahan minyak wangi.
Penemuan terpenting lainnya dari
perang Salib ialah gula, mengingat orang-orang Eropa sebelumnya hanya
menggunakan madu sebagai santapan mereka. Dari penemuan gula, lalu
dikembangkanlah berbagai jenis minuman dari berbagai jenis
buah-buahan.
Dalam bidang industry, mereka
menemukan kain tenunan dan peralatan tenunnya serta berbagai jenis
kain seperti masselin, setti dan damast dari Timur. Selain itu,
kemenyan dan getah Arab yang harum untuk mengharumkan ruangan dan
penggunaan berbagai jenis parfum, yang merupakan keahlian orang-orang
Damaskus. Ke semuaan jenis barang tersebut pada gilirannya meramaikan
pasar-pasar di Eropa dan bahkan mengantar pulaukan keberbagai daerah
lain.
Mereka baru mengenal juga surat-surat
berharga selain mata uang, pengembangan system moneter, system yang
mengontrol peredaran mata uang, system peredaran mata uang yang lebih
cepat. Bahkan, di kota Genoa dan Pisa, mereka sudah mendirikan bank
yang mempunyai berbagai cabang di daerah.
- Bidang ilmu pengetahuan
Di kalangan orang-orang, terdapat
prasangka yang kuat bahwa orang-orang Islam adalah penyembah berhala
dan bodoh. Namun, setelah bertemu, mereka amat tercengang karena
prasangka itu ternyata bertentangan dengan kenyataan sebenarnya.
Pasalanya, orang-orang Islam telah menikmati standar kehidupan dan
budaya yang lebih tinggi dari standar kehidupan mereka.
Sifat-sifatnya juga murah hati dan pemaaf. Jelasnya, secara
keseeluruhan mereka itu lebih beradab daripada tentara salib.
Mereka tidak tertarik pada filsafat
atau ilmu pengetahuan karena kebanyakan dari mereka yakin bahwa hal
itu membawa bid’ah. Bagian terbesar dari tentara Salib adalah
serdadu-serdadu dan petani-petani yang tidak beradab, yang sama
sekali tidak tertarik pada usaha-usaha intelektual. Bahkan,
seandainya mereka belajar dari orang-orang Arab, mereka tidak akan
mampu melakukannya karena terlalu lebarnya kesenjangan antara budaya
Arab yang sedemikian canggih dibanding dengan pengetahuan mereka yang
masih primitive. Perlu dicatat disini bahwa tentara-tentara Salib itu
tidak mendirikan sekolah bagi anak-anak mereka selama masa tinggal di
Palestina. Mereka memang menaruh minat pada hal lain, tetapi bukan
pada ilmu pengetahuan.
Setelah kontak dengan budaya Islam,
barulah para mereka menyadari bahwa mereka berada di masa
keterbelakangannya. Satu demi satu disiplin ilmu mulai dipelajari.
Kedokteran, fisika, kimia, biologi, filsafat dan sampai navigasi
mulai mereka kenali.
Dalam hal navigasi, mungkin Cina
adalah bangsa yang pertama kali menemukan sifat-sifat jurusan jarum
kompas. Namun, orang-orang Arablah yang pertama-tama menggunakan
kompas untuk keperluan pelayaran. Penemuan inni juga tidak
disia-siakan oleh pihak Barat. Demikian pula dengan beberpa industry
seperti kaca dan bahan-bahan pewarna.
- Bidang kebahasaan
Seusai perang Salib, Barat-Kristen
telah mendirikan pusat-pusat kajian kebahasaan, terutama dalam
menggali berbagai ilmu yang terkandung dalam berbagai buku yang
menggunakan bahasa Timur, khususnya bahasa Arab.
Boleh jadi, inspirasi para pelopor
dari Barat seperti Marcopolo, yang melakukan ekspedisi ke Asia dan
Cina serta Vasco Da Gamma, yang menemukan jalan ke Timur melalui
Tanjung Harapan dan selanjutnya menemukan Benua Amerika, diilhami
oleh berbagai pelajaran berharga dari perrang Salib.
- Bidang kesehatan dan kedokteran
Sebelum perang Salib, dunia Barat
belum mengenal rumah sakit. Rumah sakit di Eropa baru dikenal pada
abad ke-12. Akan tetapi, dunia Islam di Timur jauh sebelumnya sudah
mengembangkan rumah-rumah sakit modern. Di sana dilakukan
identifikasi terhadap jenis-jenis penyakit yang menular dan tidak
menular, dimana pasiennya ditempatkan diruang terpisah. Semisal,
pasien berpenyakit kusta. Demikian pula dunia Barat mulai banyak
mengenal berbagai jenis obat dan system pengobatan di Timur ketika
berlangsung perang Salib.
- Bidang kepribadian
Citra negative yang digambarkan oleh
para pemuka agama Kristen di Barat terhadap orang-orang Islam dinilai
oleh tentara Salib sangat berlebih-lebihan, bahkan mereka menjumpai
kenyataan yang sebaliknya. Pihak gereja menggambarkan orang-orang
Islam di Timur adalah orang-orang yang tidak bermoral dan bersikap
kejam terhadap wanita. Tegasnya, mereka mempunyai kepribadian yang
rendah. Namun, kenyataannya, tentara Salib menyaksikan langsung
kepribadian yang tinggi bagi umat Islam di Timur. Wantia, anak-anak
dan bahkan budak sangat dihargai.
Hal-hal tersebut menyadarkan mereka
untuk menumbuhkan bibit nasionalisme di Eropa dan selanjuntya
menyelamatkan masyarakat Eropa dari penindasan kelas bangsawan dan
ksatria terhadapa setiap hak dan kebebasan kelas budak dan kelas
masyarakat lemah lainnya. Kepribadian umat Islam di Timur akhirnya
memberikan pengaruh positif terhadap nilai-nilai kemanusiaan di Eropa
yang sebelumnya kurang mendapatkan perhatian.
Bahkan, dalam hal yang sifatnya
sederhana seperti kebersihan badan, orang Barat belajar mandi dari
orang Islam. Mereka heran, mengapa orang Islam itu bersih-bersih
ketika keluar rumah karena ternyata merreka selalu membershikan diri
dengan mandi. Itulah sebabnya, di dunia Islam banyak ditemukan
permandian umum yang kemudian ditiru oleh Barat.
Sumber:
Didin Saefuddin Buchori, Sejarah Politik Islam, Pustaka Intermasa,
Jakarta 2009
No comments:
Post a Comment