Social Icons

Pages

June 7, 2014

Pujian atau Ujian?

Tak perlu banyak yang dirisaukan. Semua orang hidup pasti sudah tentu merasakan walau levelnya berbeda. Ada yang sanggup dan ada pula yang tidak sanggup. Semua itu tergantung pada orangnya masing-masing.

Lantas, apakah kita bisa bangga jika kita mendapatkan pujian yang sebenarnya pujian itu hanyalah awal dari kehancuran berikutnya? Dalam artian, ujian yang kita hadapi itu belum berakhir dan pujian itu masih dalam kategori ujian berikutnya namun dengan suasana yang berbeda dan tidak menampakkan wujud ujiannya. Ujian dalam bentuk pujian inilah yang sering membuat kita terlena hingga kita lupa diri. Ibarat pepatah "Orang lupa daratan".

Masih tentang ujian dalam bentuk pujian, sebenarnya pujian ini belum berarti finally menyatakan diri kita pantas mendapatkan pujian itu. Hanya saja, suatu hal kecil yang membuat diri kita mendapatkan pujian dari orang konteksnya masih menguji kita, seberapa pantaskah kita mendapatkan sebuah pujian. Kebanyakan dari kita ketika mendapatkan pujian, kita langsung dengan sombongnya pamer, "lupa daratan", bahkan secara tidak langsung hati kita berkata "akulah yang pantas".

Jika merujuk dalam literatur agama, orang seperti ini termasuk orang riya' dan dikategorikan akhlak tercela. Akhlak yang dalam agama kita diperintahkan untuk menjauhinya. Jika melihat dalam kehidupan berrmasyarakat, orang seperti ini juga tidak disukai oleh orang-orang sekitar karena sifat dan sikapnya yang seakan-akan hanya dia yang bisa melakukan suatu hal dan pantas untuk dipuji.

Kembali ke topik awal, ketika seseorang memuji kita, pujian itu tidaklah bersifat permanen. Karena orang yang memuji itu hanya melihat sekilas apa yang telah kita lakukan dan tak menutup kemungkinan yang kita lakukan itu hanyalah sebuah kebetulan belaka. Namun, apabila orang yang memuji itu adalah orang terdekat kita yang sudah mengetahui banyak tentang diri kita, disamping memuji pasti juga memberi saran agar kita selalu berbuat baik dan tidak berperilaku sombong. Dan hal ini jarang kita dapatkan.

Kesimpulan sementara, janganlah sampai terlena oleh pujian seseorang bisa jadi pujian itu hanya untuk menghancurkan kehidupan kita. Dan sering-seringlah bertafakkur dengan apa yang telah dan apa yang akan kita lakukan. Apakah ada manfaatnya atau malah mendatangkan madlarat yang akan menimpa kita. Dan saya tegaskan kembali, LIHATLAH APA YANG DIKATAKAN JANGAN MELIHAT SIAPA YANG MENGATAKAN. Sekian untuk tulisan saya kali ini, semoga kita bisa mengambil ibrahnya. Amiin.

No comments:

Post a Comment